Upaya Mediasi Terkait Insiden Pelemparan gelas milik panti oleh Ibu Nur Intan di Panti Al Mabruroh
Potretharian.com
Reviewer 24 September 2024
Pada Senin, 23 September 2024, pengurus Panti Asuhan Al Mabruroh mengambil langkah proaktif untuk menyelesaikan insiden pelemparan gelas pecah oleh Ibu Nur Intan. Mereka telah meminta mediasi dengan melibatkan Ibu Ros, selaku Ketua RT 005, dan diarahakan oleh Bapak Lurah Kelurahan Buaran Indah.
Mediasi ini bertujuan untuk menciptakan dialog yang konstruktif antara pengurus panti dan Ibu Nur Intan, serta menemukan solusi yang dapat mengurangi ketegangan dan trauma yang dialami anak-anak di panti. Pengurus panti berharap pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan dan memperbaiki hubungan antar tetangga.
Ibu Ros menyatakan, “Mediating conflicts like this is essential to maintain harmony in our community. We will work together to ensure that all parties feel safe and heard.”
Dari pihak panti, pengurus menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka. “Kami berharap melalui mediasi ini, kami bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan anak-anak bisa merasa tenang kembali,” ujar salah satu pengurus.
Dengan adanya mediasi ini, diharapkan semua pihak dapat menemukan jalan tengah dan mencegah insiden serupa di masa depan. Masyarakat sekitar juga diharapkan memberikan dukungan untuk menciptakan suasana yang harmonis di lingkungan panti asuhan.
Namun pada kenyataan. Upaya Ibu Ros terjeda. Dikarenakan Ibu Nur Intan merasa tidak bersalah dan Anehnya saat ibu Ros mengajak Ibu Nur Intan untuk mediasi di TOLAK pedas
Sangat di sayangkan
ibu Ros menjelaskan. Masalah itu sudah dianggap selesai.
sementara belom ada kelarifikasi dari pihak pelaku kepada anak anak panti yang depresi gelas pecah lemparan bu Nur Intan.
Mediasi oleh Ibu Ros Ditolak, Anak-anak Panti Al Mabruroh Masih Tertekan
Reviewer : 24 September 2024
Mediasi yang diprakarsai oleh Ibu Ros, Ketua RT 005, untuk menyelesaikan insiden pelemparan gelas oleh Ibu Nur Intan di Panti Asuhan Al Mabruroh, berakhir dengan penolakan keras dari Ibu Nur Intan. Dalam pertemuan yang berlangsung pada tanggal 23 September 2024, Ibu Nur Intan menyatakan ketidakpuasannya dan menolak untuk berkomunikasi lebih lanjut mengenai insiden tersebut.
“Ibu Ros, saya tidak ingin terlibat dalam mediasi ini. Saya merasa tidak ada yang perlu dibicarakan,” ujar Ibu Nur Intan dengan nada tegas. Penolakan ini menambah ketegangan antara pihak panti dan tetangga, serta meninggalkan anak-anak panti dalam keadaan yang semakin tertekan.
Sementara itu, anak-anak di Panti Al Mabruroh masih mengalami dampak psikologis dari kejadian tersebut. Beberapa dari mereka menunjukkan gejala depresi dan ketakutan, namun hingga saat ini, belum ada klarifikasi atau permintaan maaf dari Ibu Nur Intan.
Pengurus panti mengungkapkan keprihatinan atas situasi ini. “Kami terus berusaha memberikan dukungan kepada anak-anak, tetapi mereka membutuhkan kejelasan dan rasa aman. Kami berharap Ibu Nur Intan mau berkomunikasi dengan mereka untuk membantu proses penyembuhan,” kata salah satu pengurus.
Insiden ini menarik perhatian masyarakat setempat, yang berharap agar semua pihak dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis. Diharapkan, langkah-langkah selanjutnya dapat diambil untuk menyelesaikan konflik ini dan memberikan rasa aman bagi anak-anak di panti.
Rencana untuk mengadakan mediasi ulang dengan Ibu Nur Intan masih dalam tahap pertimbangan. Pengurus Panti Al Mabruroh telah mengungkapkan keinginan untuk menjalin komunikasi kembali dan mencari solusi yang konstruktif. Mereka berharap dapat melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu mengatasi ketegangan ini.
Ibu Ros, selaku Ketua RT, juga menyatakan KETIDAKSIAPAN untuk memfasilitasi mediasi ulang jika Ibu Nur Intan masih tidak bersedia. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Ibu Nur Intan. Pengurus panti terus berupaya untuk memberikan dukungan kepada anak-anak dan mengurangi dampak psikologis yang mereka alami.