Potretharian.com Tanggal 23 September 2024 Pukul 16:00 WIB kelurahan Buaran Indah Kota Tangerang.
Kegiatan anak panti dalam asuhan Al Mabruroh hampir sebesar 80% mengalami trauma penekanan psikis akibat perlakuan lemparan gelas beling pecah milik panti yang dilakukan oleh Ibu Nur Intan. Saat pelemparan tepat pecah di jarak 2 meter keberadaan posisi anak panti dalam asuhan sedang beraktivitas tahsin.
Menurut Salahsatu tenaga Ustadzah yang mukim di panti Al Mabruroh merasa tertekan dan takut terulang kembali “kami takut di lempar berikutnya ke badan kami” (kata Salah satu anak). Efeknya dari trauma tersebut. Sementara kegiatan tahsin dan pengajian anak panti di halaman peristiwa. Lemparan gelas pecah milik panti Al Mabruroh belum dapat dilaksanakan dan menjadi momok yang sangat menyeramkan.

Pengulang pelemparan gelas oleh Ibu Nur Intan sangat merusak kegiatan dan harapan hafalan menjadi Hafidz dan Hafidzah tertunda

Tertunda (mengharapkan pihak kepolisian setempat dapat menengah memberikan penjelasan dan responship atau setidaknya memberikan penanganan solusi peristiwa tersebut agar tidak dan dipastikan tidak terulang diwaktu yg lainnnya.

Pernyataan dalam tulisan peristiwa yang masih di lakukan pendalaman oleh pihak pengurus panti Al Mabruroh seakan menemukan jalan panjang yang belum menemukan jawaban

Trauma Anak Panti Al Mabruroh

Tanggal: 24 September 2024

Panti Asuhan Al Mabruroh saat ini tengah menghadapi situasi yang memprihatinkan setelah insiden pelemparan gelas pecah oleh Ibu Nur Intan, seorang tetangga. Anak-anak di panti tersebut mengalami trauma yang mendalam akibat kejadian tersebut, yang telah menimbulkan rasa ketidakamanan di lingkungan mereka.

Pengurus panti, yang masih melakukan pendalaman atas peristiwa ini, mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait dampak psikologis yang dialami anak-anak. “Kami berusaha mendengarkan dan memberikan dukungan kepada mereka, tetapi ini adalah proses yang panjang,” ungkap salah satu pengurus.

Anak-anak panti merasa ketakutan dan bingung, dan beberapa dari mereka telah menyampaikan perasaan tersebut kepada pengurus. “Kami hanya ingin merasa aman di sini,” kata seorang anak dengan suara gemetar.

Pihak pengurus panti berencana untuk mengadakan sesi konseling bagi anak-anak untuk membantu mereka mengatasi trauma ini. Sementara itu, mereka juga berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan masalah dengan Ibu Nur Intan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Situasi ini menjadi perhatian masyarakat sekitar, yang diharapkan dapat memberikan dukungan dan kepedulian terhadap anak-anak di panti. Kejadian ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik antar tetangga demi kenyamanan bersama. Pengurus panti berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua anak.

Kita semua berharap agar kasus ini segera menemukan titik terang dan anak-anak dapat pulih dari trauma yang mereka alami.(Asdi)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *